0 comments

Sejarah Singkat Stadion Highbury dan Emirates

03.22
Goonersia

Sejarah panjang Arsenal Football Club tidak bisa dilepaskan dari Highbury Stadium. Stadion yang telah menjadi saksi bisu perjalanan Arsenal selama hampir satu abad ini memang telah dirobohkan beberapa tahun silam, tapi kerinduan akannya tak akan hilang begitu saja. Sesungguhnya Highbury bukanlah stadion pertama Arsenal. Klub yang saat itu masih bernama Dial Square-Woolwich Arsenal memainkan laga kandangnya di sebuah lapangan yang bernama Manor Ground di Plumstead, London Timur sebelum akhirnya pindah ke Highbury di London Utara (1913). Alasan saat itu adalah Manor Ground tak hanya diperuntukan khusus bagi klub sepakbola dan hal ini tak memenuhi syarat bagi sebuah klub untuk disebut profesional.

Goonersia

Pembangunan Highbury
Highbury pertama kali di desain oleh Archibald Leitch, dalam rancangannya tribun hanya tersedia untuk sisi timur, sisanya hanya lapangan terbuka untuk penonton berdiri atau dengan kursi. Tahun 1930 stadion direnovasi, perancang yang dipilih adalah Claude Waterlow Ferrier dan William Binnie. Tribun barat pun berdiri pada 1932 dengan anggaran 45.000 poundsterling. Keduanya kembali melanjutkan pekerjaan pada tahun 1936 dengan merenovasi tribun timur dan menyelesaikan bentuk utuh seluruh stadion. Biaya yang dibutuhkan saat itu adalah 130.000 poundsterling. Di tribun selatan Highbury diletakkan sebuah jam besar nan legendaris dan menjadi ciri utama Highbury. Hal ini membuat area tribun selatan diberi nama Clock End, sementara sisi utara diberi nama North Bank. Perlu dicatat, Highbury yang bernama resmi Highbury Arsenal Stadium dibangun atas ide Henry Norris (presiden Arsenal saat itu) dengan menggunakan uang pribadinya dengan beberapa pinjaman.

Goonersia

Sejarah Perang Dunia II
Hal lain yang membuat Highbury begitu sakral tidak hanya bagi Arsenal tapi warga London atau warga Inggris adalah perannya selama Perang Dunia ke II. Seperti yang kita ketahui, London sebagai ibukota sangatlah vital, tapi Inggris kecolongan dan kota tersebut dibombardir. Salah satunya merusak area teras utara Highbury. Alih-alih melindungi, tentara Inggris justru menjadikan Highbury sebagai basis pertahanan dari serangan udara musuh, hal ini karena letaknya yang strategis. Menariknya, untuk beberapa waktu Arsenal pun terpaksa melakukan pertandingan di stadion sang musuh bebuyutan, White Hartline sampai Highbury selesai direnovasi dan dibuka kembali.

Goonersia

Momen Spesial Highbury
Sejak pindah ke Highbury, Arsenal mulai menorehkan prestasi demi prestasi hingga puncaknya meraih gelar liga untuk yang ke 13 kali pada tahun 2004 dan Piala FA setahun sesudahnya. Total 76 gelar sudah diraih Arsenal di stadion ini, sehingga akan sangat panjang jika ditulis. Di laga internasional, Highbury pernah menjadi saksi saat Inggris mengalahkan Italia dengan skor 3-2 di tahun 1934. Yang membuat kemenangan itu spesial adalah fakta bahwa Italia datang dengan status sebagai juara dunia. Ada pula hal lain diluar sepak bola dan menjadi momen indah di stadion ini, di antaranya pertarungan bersejarah dalam perebutan gelar juara tinju dunia yang mempertemukan dua petinju legendaris, Muhammad Ali dan Henry Cooper tahun 1966.

Aura Legendaris Highbury
Ukuran lapangan dan stadion yang kecil justru memberi keuntungan tersendiri bagi Arsenal. Rapatnya jarak antara tribun penonton dengan lapangan membuat kedekatan dan dukungan supporter bagi para punggawa The Gunners begitu lekat, disisi lain lawan pun menjadi lebih terintimidasi khususnya oleh aksi para supporter di sisi Clock End dan North Bank yang terkenal. "Highbury sejajar dengan Stade de France di Perancis. Bermain di stadion ini memiliki hubungan yang begitu aneh dan membangkitkan semangat. Ada gairah besar, komitmen, dan kehangatan antara pemain dan suporter. Saya akan selalu merasakan hal itu sampai akhir hayat nanti," kenang Emmanuel Petit. "Beruntung Arsenal punya Highbury. Setiap tampil kandang, Arsenal sulit dikalahkan. Ada kekuatan ekstra yang begitu nyata di sini," ujar Niall Quinn.

Akhir Kisah Highbury Stadium
Tapi setiap kisah selalu ada awal dan akhir. Sepakbola bukan lagi sekedar olah raga. Sepakbola sudah berkembang menjadi indutsri yang sarat unsur komersil di dalamnya. Di era modern, Highbury mulai terlihat seperti "rumah kecil" yang tak lagi muat bagi sebuah "keluarga besar". Highbury sejatinya mampu menampung hingga 60.000 penonton (berdiri), tapi atas dasar keamanan setelah tragedy Hilsborough, renovasi pun dilakukan dengan memasang kursi pada tribun. Hal itu menyebabkan kapasitas stadion menjadi berkurang drastis, hampir setengahnya (sekitar 38.000 penonton). Saat bagian kantor di sisi utara direnovasi, kapasitas pun makin menciut jadi 35.000 penonton saja. Dari segi lapangan, stadion Highbury pun termasuk yang terkecil (101 x 67 meter). Akibatnya, selama tahun 1999-2000 Arsenal terpaksa meminjam Wembley untuk melakoni laga kandang di kompetisi Liga Champions, tapi karena rentetan hasil buruk akhirnya klub memutuskan untuk kembali ke Highbury meski keuntungan yang diperoleh secara finansial sangatlah kecil. Rencana untuk memperluas dan merenovasi Highbury pun mengemuka, tapi menemui banyak ganjalan. Untuk memperluas stadion, klub mau tak mau harus menggusur warga sekitar yang notabenya adalah pendukung Arsenal, selain juga sulitnya untuk mendapatkan izin dari pemerintah setempat.

Perencanaan Emirates Stadium
Dengan fakta sulitnya mengembangkan Highbury, semakin besarnya Arsenal sebagai sebuah klub dan semakin tingginya animo masyarakat untuk datang mendukung, akhirnya klub memutuskan untuk membangun stadion baru di kawasan Ashburton Groove. Stadion ini diharapkan mampu memecahkan segala kekurangan yang ada pada Highbury, khususnya kapasitas penonton. Pembangunan stadion baru yang dimulai dari tahun 2001 hingga 2006 itu jelas membutuhkan dana yang tidak sedikit, untuk itu Arsenal pun menggandeng sposor. Klub akhirnya sukses mendapat sponsorship dan suntikan dana dari maskapai timur tengah, Emirates Airways. Stadion baru itu kelak lebih dikenal dengan nama Emirates Stadium alih-alih Ashburton Grove, karena adanya kontrak antara klub dengan pihak sponsor.

Selamat Tinggal Highbury...
Begitu indahnya Highbury, bahkan disaat terakhir ia masih memberikan kemenangan yang begitu sempurna: Arsenal menang 6 - 3 atas tim tamu Wigan. Thierry Henry seolah melengkapinya dengan mempersembahkan hattrick dan bersujud untuk memberi kecupan hangat pada Highbury. Seusai pertandingan, para pemain dan staff menyampaikan beberapa pesan dan kesan mereka untuk selanjutnya melakukan lap of honour. Mungkin inilah satu-satu kisah menyedihkan bagi fans Arsenal tentang Highbury. Saat Emirates berdiri megah dengan berjuta harapan, Highbury justru bersiap menuju tidur panjang dengan membawa berbagai kisah indahnya. Ya, stadion yang sudah begitu identik dengan Arsenal dan begitu dicintai oleh semua orang harus diratakan dengan tanah. Beberapa jam setelah laga, mesin-mesin berat pun mulai memekakkan telinga. Mungkin tak semua orang tega melihat apa yang terjadi, tapi begitulah kenyataannya. Hari itu, Highbury Arsenal Stadium telah tiada. Meski begitu, kenangan dan keperkasaannya akan tetap tertanam dalam benak siapapun yang mencintai Arsenal Football Club. 

Kini saatnya Gooners menyongsong hari baru dengan membawa segala energi, magis serta semangat Highbury ke rumah baru mereka: Ashburton Grove, Emirates Stadium.
(Artikel masih disunting)
 
Click to Open
Top