0 comments

Sejarah Rivalitas Arsenal vs Tottenham

10.46

London merupakan kota dengan klub terbanyak di Premier League. Hal tersebut tak ayal melahirkan banyak derby. Dari semua derby kota London, mungkin yang terpanas adalah North London Derby antara Arsenal dan Tottenham Hotspurs. Bagaimana sejarahnya?

Woolwich Arsenal yang saat itu dipimpin oleh Henry Norris berhasil mengembangkan klub. Hasilnya adalah sebuah stadion, Manor Ground. Norris yang ambisius merasa itu belum cukup. Woolwich Arsenal yang telah berganti nama menjadi Arsenal dipindah dari Manor Ground, Plumstead (1913) ke markas baru di utara kota London, Highbury.

Masalah dimulai. Tak jauh dari stadion Highbury telah lebih dulu berdiri stadion milik klub Tottenham Hotspurs, White Hart Lane. Keduanya berjarak 6,2 km saja. Spurs sejak awal sudah keberatan dengan kehadiran Arsenal. Bagi mereka Arsenal bukanlah perwakilan London Utara, Arsenal hanyalah pendatang dari selatan, dari seberang Sungai Thames.


Kekesalan di kubu Spurs semakin menjadi saat Arsenal mampu menguasai titik-titik strategis di utara kota, khususnya stasiun kereta legendaris, Gillespie Road. Dengan menguasai stasiun kereta bawah tanah ini, pendukung Arsenal jadi pihak yang paling diuntungkan karena memudahan akses ke beberapa daerah, termasuk stadion Highbury.

Tak sampai disana, Arsenal bahkan berhasil melobi pemerintah setempat untuk mengganti nama Gillespie Road menjadi Stasiun Arsenal.


Kabarnya, tak satu pun fans Tottenham yang sudi mengakui nama Stasiun Arsenal, mereka lebih suka menyebut nama lama stasiun tersebut, Gillespie Road. Hal ini otomatis juga menjadi salah satu ciri pembeda pendukung kedua kubu.

Rivalitas seperti itu masih dinilai wajar hingga 1919. Pada tahun itu FA menambah jumlah kontestan Divisi Satu (tertinggi saat itu) sebanyak 2 klub. Penentuan pun dilakukan lewat voting. Voting pertama dimenangkan oleh klub London lain, Chelsea. Satu jatah tersisa diperebutkan tiga klub; Burnley, Tottenham dan Arsenal.

Pada akhirnya voting dimenangkan oleh Arsenal. Spurs jelas amat sangat kesal, mereka merasa dicurangi. Konon, kemenangan Arsenal dalam voting tersebut juga berkat andil Henry Norris yang melobi para petinggi FA. Spurs menilai mereka lebih layak karena merupakan klub peringkat 20 divisi satu, sementara Arsenal saat itu hanyalah peringkat 6 divisi dua. Spurs degradasi, Arsenal promosi.


Sejak kejadian yang hampir seabad itu hingga sekarang, Arsenal dengan Spurs sudah tidak mungkin lagi berbaikan atau sekedar menurunkan level rivalitas mereka. Ditambah fakta Arsenal "sang pendatang" punya prestasi lebih mentereng, wajar saja Spurs akan terus menanam kebencian itu.

Keduanya seolah memang sudah terlahir untuk saling membelakangi.
Posting Lebih Baru
Previous
This is the last post.
 
Click to Open
Top